Thursday, December 2, 2010

Talking About Bestiest

Bestiest. Someone who i cant live without. Kedudukan antara pacar, keluarga, dan bestiest di dalam list saya sejajar. I mean, bestiest means everything to me. Segala-galanya.

I have many bestiest. Mulai dari SD, SMP, SMA sampai sekarang belahan-belahan jiwa saya itu bertahan.

Dan diantara orang-orang tersebut saya juga tidak bisa mengurutkan siapa yang paling penting bagi saya. Tidak ada urutan teratas dan tidak ada urutan terbawah. Semuanya mempunyai arti yang sama. And thanks God, mereka tidak pernah berubah. Mereka tahu bagaimana saya, dan menerima bagaimana saya. Menurut saya, tugas sahabat memang melengkapi satu sama lain. Lagi-lagi saya mempelajarinya di dalam mata perkuliahan saya. Well, rasa jatuh cinta saya terhadap jurusan ini semakin lama semakin meningkat. Fyi, hal ini saya pelajari di mata kuliah Psikologi Sosial - Intimate Relationship. Mempelajari bagaimana tetek bengek suatu suatu hubungan menurut saya sangat menarik.

Kembali lagi ke bestiest. Lingkungan berubah, teman-teman baru, cara bergaul yang baru, cara berpikir pun akan berubah. Yang sangat saya khawatirkan menjadi faktor pengubah sifat dan sikap teman-teman saya. Pikiran-pikiran buruk bahwa ketika kami bertemu nanti semua berubah tentu pernah terlintas. Pikiran bahwa mereka menemukan sosok saya di dalam orang lain, apalagi menemukan orang yang “lebih” dari saya dan bisa menggantikan saya adalah pikiran yang paling menakutkan.

Tetapi, saya tahu. Bagaimanapun lingkungan baru datang kepada kami, deep inside our heart, ikatan antara kami tetaplah sama. Lawakan-lawakan kami tetaplah sama, tangisan-tangisan kami tetaplah sama. Bagaimanapun kami membohongi diri sendiri, berusaha menegarkan diri, dan menutupi “rasa” itu dengan cara membanggakan lingkungan baru, ketika rasa kangen itu datang dan memuncak, hal itu tidak lagi dapat ditutupi dan akhirnya akan membuncah dan meledak.

All I wanna say is, for you guys, aku tahu kita ga akan berubah. Tidak akan pernah ada yang berubah. Kita selalu menjadi kita yang dulu, yang tergantung satu sama lain, saling membutuhkan satu sama lain, bercerita tentang apa pun satu sama lainnya. Gombalnya, forever after deh. Hehehe...

And how I love you guys. Bestiest memang saudara yang Tuhan ciptakan tidak sedarah, tapi kita tahu kita adalah keluarga.

From left: Dee, Dian, Uter, Iko. Me, Day, Agek, and Arik. Hiks how irreplaceable you are, guys!


My high school (super)friends. From left to right, Agek, Ayun, Poe, Iko, Day, Aba, Me, Sintya (usually we called her Mamiiii), Uter, Dee, Dian, Yaya at our farewell before we go to college. Unfortunatelly, Acyd took this picture, so she couldn't appear at this picture. Huhu.

Me and my "sister', Atih. She always be a good adviser for me.

This is one of my sister too. Dwi and I are bestfriend since we were student in elementary school. Her family and mine have a good relation too.

From left: Set, Uter, me, and Dycia. We are bestfriend since junior high school til now.

And this is me, Uter, Dina, and Dwi. We called our friendship as "Teman Sepermainan". LOL.

Uh. Rasanya kurang jika bestiest yang saya pajang hanya mereka. Ada beberapa sahabat saya lain yang saya tidak punya kesempatan untuk sekedar berfoto dengan mereka. Contohnya Irma, Ayum, Galuh, dan teman-teman SD dan SMP lain yang sampai sekarang masih menjadi teman baik saya. Meskipun kalian terlewat saya sebut, tapi deep inside my heart you guys always be my best.

No comments:

Post a Comment